Thursday, October 16, 2008

Pemberontakan dari dalam Cawat

Bagaimana mengekang hasrat yang begitu dekat dan lekat? Hasrat Purba yang Aku warisi dari Adam-Hawa, hasrat yang menjadikan aku ada. Gejolak yang sering merangsangku untuk menggelinjang.

Kekang itu bernama Syari'at Islam. Aku tak ingat pasti kapan diberlakukan, yang jelas, hadirnya melahirkan pertentangan pendapat di kalangan masyarakat tempat Aku tinggal sekarang, Aceh. Semuanya bermula dari keinginan untuk membangkitkan kejayaan sejarah, yang ternyata kabur. Sejarah yang masih-selalu-harus-terus memperoleh kritikan.

Sebuah gelombang peraturan baru sekonyong menerjang. Kekuasaan mencambuk setiap orang yang melanggar ketentuan. Lantas, dalam perjalanannya banyak yang terpaksa menjadikan kekecewaan sebagai sahabat. Ternyata, kekuasaan belum mampu menjangkau pejabat atau orang yang mampu membayar denda.

Kupikir tak perlu marah, tak perlu kecewa, meski banyak yang kian akrab dengan ketidakadilan. Kalau ingin melakukan sesuatu, hanya satu yang harus kita lakukan; pertanyakanlah, "Apakah peraturan mampu menghambat pemberontakan yang terorganisir dari dalam cawat?"

(http://akudiyus.multiply.com/journal/item/1/Pemberontakan_dari_dalam_Cawat)

4 comments:

Pemulung Makmur said...

Bang..
fotonya punya kapan tu?

pasti punya jaman DM dulu, waktu buat KTP Merah Putih. hehehhe, ya gtak??

Diyus Hanafi said...

Tau aja ko... Knapa? Grogi ko liat kegaranganku?

andreasharsono said...

Esai yang memikat. Mungkin perlu sekali-sekali membuat yang lebih panjang dan lebih detail. Terima kasih.

Pemulung Makmur said...

kalo itu memang foto masa DM dulu, berarti kegaranganmu tak berarti apa-apa dibandingkan virus nasionalisme yang ditebarkan masa itu oleh para serdadu, hehehe.