Tuesday, November 4, 2008

Serius-Main-Serius

Kebingungan memang membingungkan, meski tak mungkin kebingungan mengalami kebingungan. Seperti kesedihan yang tak mungkin bersedih. Sama halnya dengan api yang tak mungkin kepanasan. Serupa saja dengan pikiran yang tak mungkin berpikir. Pengalaman yang tak mungkin mengalami. Kesepian yang tak mampu merasakan sepi. Jiwa yang bukan kehidupan tetapi menghidupi. Permainan yang tak bisa bermain.

Ah... anggaplah ini kemabukan filosofis, tak ada kata terlambat untuknya. Sejilid buku pernah bercerita pada semester satu, di jajaran buku berdebu FH-USK tercinta;

seriuslah dalam bermain
tapi jangan pernah serius dalam permainan
jangan bermain dalam permainan

nggak nyambung ya... udah. Toh... aku hanya sedang bingung kenapa kebingungan tak mampu berbingung diri. Serius dalam bermain berarti bersikap seadanya, menganggap permainan sebagai permainan semata, untuk membunuh waktu atau menumbuhkan suka. Serius dalam permainan akan menghidupkan waktu, membunuh suka dan menimbulkan permusuhan. Bermain dalam permainan berarti tidak serius bermain yang juga sakti menumbuhkan permusuhan.

Segala objek pada paragraf pertama hanyalah proses. Proses yang tak mampu berbuat tanpa dayamanusia. Daya tak kan mampu bergerak tanpa menjalani dan memahami proses.

Jangan serius 'kali lah, aku 'kan cuma serius bermain.